Oleh: Raihul Fadjri
Terasmedan – Proses penciptaan karya seni keramik melibatkan materi alam yang butuh pengendalian. Pasalnya, setelah melalui proses eksplorasi bentuk karya seni keramik melewati proses pembakaran. Tapi di sini pula tahap krusialnya, ketika panasnya api bisa menghasilkan efek yang tak diinginkan. Seniman keramik menyebutnya black symptom.
Ketidakberdayaan dalam mengendalikan semua faktor yang mempengaruhi pembuatan karya inilah yang disoroti oleh kelompok seniman keramik Citrus Studio lewat pameran bertajuk Black Symptoms #2 : Aksi Reaksi di Bentara Budaya Yogyakarta, 8 – 14 Maret 2023. Selain menampilkan seni keramik karya tujuh anggota kelompok Citrus Studio, pameran ini juga melibatkan 10 seniman keramik dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta.
Hasilnya, sebanyak 20 judul karya seni keramik yang jauh dari ketakutan fenomena black symptom itu. Tengoklah karya Imantopo Dipo Suksma (Momentary, Terracota, 2022) berupa susunan blok persegi keramik dengan permukaan bertekstur berupa citraan figur manusia dan hewan dalam warna merah bata sebagai hasil pembakaran. Di beberapa bagian karya ini memang muncul jebretan warna hitam yang disebut fenomena black symptom. Tapi justru kemunculan warna hitam alami hasil proses pembakaran itu menghasilkan citra estetik khas karya seni keramik yang mereka sebut keindahan tak sempurna. Hal yang sama terjadi pada sejumlah karya keramik lain yang menyuguhkan teknik sederhana dalam prosesnya (Nabila Rahma, Different Form of Reduction, Ceramic, Variable Dimension, 2023).
Mereka sengaja menyuguhkan karya yang mengeksplorasi teknik pembakaran
reduksi untuk memperlihatkan pesona lain lewat gejala hitam yang muncul.
Toh sebagian besar karya menghindar dari jeratan estetik fenomena black symptom. Mereka menutupnya dengan teknik pewarnaan yang menghasilkan karya seni keramik yang memikat perhatian. Ada jejeran bentuk gumpalan dalam warna merah menyala (Dyah Retno, The Secret of A Lump of Meat, ceramic, variable dimension, 2020). Ada kumpulan bentuk jantung manusia di dinding dalam warna hijau mengelilingi bentuk daun dalam warna merah bata (E. Lestari, Unconscious Series, 2023).
Mualhaq mengeksplorasi berbagai bentuk mirip hewan yang dia imbuhi goresan gambar di bagian bawahnya (Observer 1 – 10, 2023). Wajah manusia dalam bentuk realis dengan berbagai atribut dan hiasan dalam berbagai warna menjadi pilihan Evy Yonathan (I’m Who I’m?, 2023).
Ketika sebagain besar peserta pameran memajang karyanya secara vertikal di dinding, Antin Sambodo menggelar karya instalasi keramiknya secara horizontal berupa susunan bentuk yang mirip hewan kecebong bertengger di atas bentuk mangkok berhiaskan bentuk bunga (Morning Breeze #2, 2023).
Pameran ini menunjukkan sesuatu yang bersifat sangat teknis hingga eksplorasi estetik yang beragam. Seni keramik tidaklah hanya menyuguhkan kedisiplinan dalam proses berkarya dan keprigelan tangan saja, tapi juga menawarkan eksplorasi dan serangkaian inovasi.