Home Bisnis Tur Wisata Abal-abal, Rombongan Lansia Dibawa ke Makam di Cina

Tur Wisata Abal-abal, Rombongan Lansia Dibawa ke Makam di Cina

557
Rombongan turis lansia ini malah diajak ke kuburan gara-gara operator tur wisata yang digunakan ternyata abal-abal. Ilustrasi. Foto: Istimewa

Terasmedan – Tur wisata jadi cara jitu buat kamu yang enggak mau repot saat liburan. Hanya saja, kamu perlu memastikan betul-betul operator wisata jika tidak ingin bernasib sial seperti sekelompok turis lansia asal Cina ini.

Bagaimana tidak, maksud hati ini berwisata ke tempat yang diidam-idamkan, rombongan turis lansia ini malah diajak ke kuburan gara-gara operator tur wisata yang digunakan ternyata abal-abal.

Dilansir BBC, kejadian tersebut bermula saat sekelompok turis menyewa jasa tur operator untuk mengunjungi tempat wisata yang mereka inginkan di Cina. Salah satu peserta tur yang bernama Zheng mengatakan kepada media lokal, bahwa ia diminta membayar sekitar 18 yuan atau sekitar Rp 40 ribu per orang ke operator tur wisata bernama Longyao.

Dengan harga itu, sekelompok turis tersebut diiming-imingi dengan paket wisata ke tempat yang indah lengkap dengan akomodasi makan siang.

‘Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak’, mereka justru diajak ke sebuah pemakaman atau kuburan. Tak sampai di situ, mereka justru ditawari untuk membeli makan di tempat pemakaman tersebut.

Dari sebuah rekaman video yang beredar, tampak para lansia itu bernyanyi dan tersenyum selama dalam perjalanan menuju tempat wisata. Sayangnya, hal itu berubah ketika mereka tiba di tempat yang tidak mereka inginkan.

“Kami adalah turis. Mengapa Anda meminta kami mengunjungi pemakaman?” ujar Zheng.

Zheng pun langsung melaporkan kejadian ini ke Komite Pengembangan Pariwisata dan Budaya Chongqing. Pihak berwajib tengah melakukan penyelidikan terkait kejadian ini.

Pihak komite mengatakan bahwa perusahaan penyedia operator tur ini tidak memiliki izin layanan tur wisata yang sesuai. Terkait insiden ini, Pemerintah Kota Chongqing juga berjanji akan menindak setiap perilaku yang melanggar hak turis dan merusak citra kota.

Insiden ini ternyata bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya pada 2015 silam, seorang pemandu wisata di Cina dicabut lisensinya setelah dia tertangkap kamera memarahi turis, karena tidak cukup banyak berbelanja. (Kumparan)